Headlines News :
Home » » Segitiga Daya

Segitiga Daya

Written By Fery on Minggu, 24 Mei 2015 | 01.29

Daya didefinisikan sebagai laju energi yang dibangkitkan atau dikonsumsi. Satuan dari daya adalah Joule/detik atau watt.
  • Besarnya energi atau beban listrik yang terpakai ditentukan oleh reaktansi (R), induksi (L), dan capasitansi (C)
  • Sedangkan besarnya pemakaian energi listrik disebabkan oleh banyak dan beraneka ragamnya peralatan (beban) listrik yang digunakan dalam industri.
Terdapat tiga macam beban listrik yaitu beban resistif, beban induktif, dan beban kapasitif. Berikut ini akan dijelaskan tentang ketiga beban tersebut:
  1. Pada umumnya beban listrik yang digunakan dalam industri bersifat induktif dan kapasitif; beban induktif yang bersifat positif membutuhkan daya reaktif seperti trafo dan penyearah, motor induksi (AC) dan lampu TL.
  2. sedangkan beban kapasitif yang bersifat negatif menghasilkan daya reaktif. Daya reaktif ini merupakan daya yang tidak dapat digunakan sebagai sumber tenaga, namun diperlukan untuk proses transmisi energi listrik pada beban. 
  3. Penjumlahan vektor dari daya reaktif (Q) dan daya aktif (P) biasa disebut dengan daya semu (S), daya semu adalah daya yang terukur atau terbaca pada alat ukur.
          
Jika digambarkan dalam bentuk segitiga daya, maka daya nyata direpresentasikan oleh sisi miring dan da ya aktif maupun reaktid direpresentasikan oleh sisi-sisi segitiga yang saling tegak lurus.
Dari gambar diatas terlihat pula bahwa semakin besar nila daya reaktif (Q) akan meningkatkan sudut antara daya nyata dan daya semu atau biasa disebut dengan power factor / COS φ.  sehingga daya yang terbaca pada alat ukur (S) lebih besar daripada daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban (P).

Berdasarkan gambar diatas kita dapat simpulkan daya listrik dibagi dalam tiga macam daya sebagai berikut :

1. Daya Nyata (P)
Daya nyata merupakan daya listrik yang digunakan untuk keperluan menggerakkan  mesin-mesin listrik atau peralatan lainnya.

Line to netral / 1 fasa
P = V x I x Cos Ø
Line to line/ 3 fasa
P = √3 x V x I x Cos Ø
Ket :
P = Daya Nyata (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus yang mengalir pada penghantar (Amper)
Cos T =  Faktor Daya

2. Daya Semu (S)
Daya semu merupakan daya listrik yang melalui suatu penghantar transmisi atau distribusi. Daya ini merupakan hasil perkalian antara tegangan dan arus yang melalui penghantar.

Line to netral/ 1 fasa
S = V x I
Line to line/ 3 fasa
S = √3 x V x I
Ket :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus yang mengalir pada penghantar (Amper)

3. Daya Reaktif (Q)
Daya reaktif merupakan selisih antara daya semu yang masuk pada penghantar dengan daya aktif pada penghantar itu sendiri, dimana daya ini terpakai untuk daya mekanik dan panas. Daya reaktif ini adalah hasil kali antara besarnya arus dan tegangan yang dipengaruhi oleh faktor daya.

Line to netral/ 1 fasa
Q = V x I x Sin Ø
Line to line/ 3 fasa
Q = √3 x V x I x Sin Ø
Ket :
Q = Daya reaktif (VAR)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Amper)
Sin T =  Faktor Daya


Dari penjelasan ketiga macam daya diatas, kita dapat simpulkan bahwa:




Share this article :

12 komentar:

  1. Jika rumus daya semu ini benar kenapa PLN menerapkan kepelanggan tiga fasa dengan rumus
    S=(V3xVxI)xV3

    Contoh:
    Daya 13200Va=(V3x220xI)xV3
    I=13200/381,05x1,732
    =13200/660
    =20A
    Sedangkan menurut rumus anda
    S=V3xVxI
    =V3x220xI
    I=13200/381,05=34,641A
    Jika rumus anda benar,berarti PLN selama ini telah merugikan pelanggan...dan saya hingga saat ini blm pernah dengar ada tegangan operasi listrik 660v.mhon penjelasannya tks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena untuk membuat daya murni itu tidak bisa soalnya dalam antar komponen sendiri bisa membentuk impedansi otomatis ketika mesinnya sedang berjalan sehingga daya semu itu pasti ada

      Hapus
    2. Untuk perhitungan daya PLN, kita bisa menggunakan 2 rumus tersebut. yang kebanyakan orang salah memahami adalah nilai tegangan yang digunakan, apakah P-N (220) atau P-P (380).
      Perhatikan 2 rumus dibawah ini, dan lihat nilai tegangan yang digunakan.

      Rumus 1. DAYA PLN = V(P-N) x 3 x I
      misal daya 13.200, maka:
      I = 13200 / (220 x 3) = 20A

      Rumus 2. DAYA PLN = V3 x V(P-P) x I
      misal daya 13.200, maka:
      I = 13200 / (380 x V3) = 20A
      hasil akhirnya tetap sama, 20A

      semoga membantu,
      Nikisolusi.com

      Hapus
  2. Jika rumus daya semu ini benar kenapa PLN menerapkan kepelanggan tiga fasa dengan rumus
    S=(V3xVxI)xV3

    Contoh:
    Daya 13200Va=(V3x220xI)xV3
    I=13200/381,05x1,732
    =13200/660
    =20A
    Sedangkan menurut rumus anda
    S=V3xVxI
    =V3x220xI
    I=13200/381,05=34,641A
    Jika rumus anda benar,berarti PLN selama ini telah merugikan pelanggan...dan saya hingga saat ini blm pernah dengar ada tegangan operasi listrik 660v.mhon penjelasannya tks.

    BalasHapus
  3. Udah bener ko itu rumusnya
    Perkaliannya bukan 220 tapi 380
    Karna make 3 f.
    1f V=220
    3f V=220xV3=380
    Mis I=20A
    Rumus 1 f
    Daya semu/S= v×I
    S=220×20
    S= 4400 VA
    Anda menggunakan 3 f berarti anggap anda menggunakan 3 power R S &T
    R=4400
    S=4400
    T=4400
    RST=4400×3=13200
    Rumus 3f
    Daya semu/S=V3×V×I
    S=V3×380×20
    =13163 dibulatkan 13200

    BalasHapus
  4. itu gambar yg bagian bawah kok S disebut daya nyata yah? bukannya semu yah? yang nyata itu kan P.
    maaf klo salah

    BalasHapus
  5. Apakah daya semu masuk ke daya nyata....? Daya semu untuk beban apa?

    BalasHapus
  6. Pusing pala gua bos memahami segitia daya

    BalasHapus

 
Support : Fery yelyanto | Electrical Engginer
Copyright © 2015. ANAK TEKNIK - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger