Butuh waktu yang lama untuk kita manusia hingga dapat menyadari bagaimana listrik dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. Namun, begitu kita menyadarinya, kita hanya membutuhkan waktu sekitar 150 tahun untuk menerapkannya ke tiap aspek kehidupan dan mengubah dunia.
Listrik adalah efek dari gaya elektromagnetik, yang merupakan aliran partikel bermuatan (elektron) melalui bahan konduktif. Listrik itu mirip seperti air, listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Hampir semua bentuk teknologi dimungkinkan karena adanya listrik, dan listrik merupakan bagian penting dari kehidupan biologis di Bumi. Dari detak jantung kita sampai dengan kerja otak dan otot kita, semuanya itu dapat terjadi karena adanya arus listrik.
Listrik adalah fenomena universal, sehingga siapa saja yang telah melihat petir bisa disebut penemu listrik. Namun, butuh waktu untuk mengamati semua fenomena listrik dan mengklasifikasikannya. Berikut ini adalah kronologi dari kejadian-kejadian yang tercatat oleh sejarah:
- Fenomena listrik paling awal ditemukan dalam teks-teks Mesir kuno
dari sekitar 2750 SM (kurang lebih 4750 tahun yang lalu). Teks-teks ini
berbicara tentang ikan listrik yang dikenal sebagai 'Thunderer of the Nile'
dan disebut sebagai pelindung ikan-ikan lain. Jadi penemuan paling awal
yang tercatat dalam sejarah adalah salah satu bentuk dari bio-listrik.
Penyebutan ikan listrik seperti catfish dan torpedo rays juga ditemukan dalam sejarah Yunani, Romawi, dan Arab. Bahkan dalam beberapa kasus disebutkan kejutan listrik dari ikan-ikan ini digunakan untuk pengobatan sakit kepala dan asam urat. - Banyak peradaban kuno menyadari efek batu amber menarik benda-benda ringan seperti bulu, setelah digosok dengan bulu kucing. Sekarang ini kita kenal sebagai listrik statis.
- Bukti tidak langsung pertama kesamaan antara petir dan arus listrik
disampaikan oleh ikan listrik, yang ditemukan pada nama yang diberikan
oleh orang Arab di abad ke-15 untuk ikan ini. Nama ini sama dengan kata
untuk petir. Selain itu di Baghdad telah ditemukan baterai yang dibuat pada ribuan tahun sebelum
michael faraday. Di buat dengan bahan yang sangat sederhana yaitu
dengan air jeruk peras, karena asam. Lalu logam tembaga dan seng yang
dicelupkan akan menjadi polaritas positif dan negatifnya. Dan terbukti
benar adanya. Yang sekarang dikenal dengan baterai Baghdad. Baghdad Battery atau Baterai dari Baghdad yang kadang disebut juga Parthian Battery adalah nama yang diberikan kepada sebuah artefak berbentuk guci/vas yang diperkirakan berasal dari masa kebudayaan Parthian yang berkembang antara tahun 250 SM hingga 224 M.
Tinggi guci ini adalah 13 cm. Di dalamnya terdapat sebuah pipa tembaga berongga dan sepotong besi yang tersusun dengan rapi. Satu ujung besi direkatkan ke mulut guci dengan aspal sedangkan ujung yang lainnya direkatkan ke dasar tembaga.
Guci ini ditemukan pada tahun 1936 di dalam sebuah makam kuno di Khujut, selatan Baghdad. Namun artefak ini dibiarkan berdebu begitu saja di dalam gudang Museum Baghdad hingga dua tahun lamanya.
Pada tahun 1938, Arkeolog Jerman bernama Wilhem Konig yang saat itu merupakan direktur laboratorium penelitian museum Baghdad menemukan guci itu di gudang museum dan segera menyadari adanya sesuatu yang aneh.
Guci itu memiliki pipa tembaga dengan sebatang logam di dalamnya. Desain ini tidak umum untuk sebuah guci. Penelitian awal yang dilakukannya juga menemukan adanya bekas cairan asam seperti cuka atau anggur.
Konig menyadari kalau mungkin ia telah menemukan sebuah Sel Galvanic kuno yang bisa digunakan untuk membuat Baterai. Jika benar, maka ini menjadikan guci ini sebuah Ooparts (Out of place Artefacts), karena baterai baru ditemukan pada tahun 1800 oleh Alessandro Volta.
Konig menjadi bersemangat dengan kemungkinan kalau teknologi listrik mungkin telah dikenal pada masa Irak purba. Pada tahun 1940, walaupun kontroversial, Ia mempublikasikan teorinya mengenai artefak ini. - Efek magnetik mineral seperti magnetit sudah dikenal oleh orang Yunani kuno. Thales dari Miletus, seorang filsuf Yunani, meneliti efek listrik statis dari batu amber dan salah mengklasifikasikannya sebagai efek magnetik yang timbul dari gesekan. Meski begitu, kemudian di zaman modern, listrik dan magnet terbukti merupakan dua manifestasi dari elektromagnetisme.
- Setelah itu, pada tahun 1600 Masehi, seorang Inggris bernama William Gilbert mempelajari listrik dan magnet, dan membedakan keduanya dengan efek listrik dari batu amber dan efek magnet dari lodestone. Ia adalah orang yang memberikan nama 'electricus' (Latin) untuk fenomena tarik-menarik yang ditunjukkan oleh batu amber. Tidak mengherankan, kata itu berasal dari kata Yunan kuno untuk amber, yakni 'elektron'. Ini menyebabkan penggunaan kata 'electricity', yang muncul pertama di buku Pseudodoxia Epidemica yang ditulis oleh Thomas Browne pada tahun 1646.
- Banyak filsuf alam dan matematikawan seperti Robert Boyle, Otto von Guericke, Stephen Gray, dan C.F. Du Fay meneliti fenomena listrik.
- Pada abad ke-18, Benjamin Franklin berhasil membuktikan secara meyakinkan bahwa petir memang listrik, melalui beberapa eksperimen layang-layang.
- Pada tahun 1791, Luigi Galvani membuktikan bahwa saraf memberikan sinyal ke otot-otot dalam bentuk arus listrik, sehingga memunculkan ilmu bio-listrik.
- Kemudian pada tahun 1800, baterai listrik pertama dibuat oleh Allesandro Volta. Kemudian Hans Christan Oersted dan André-Marie Ampère membuktikan kesatuan antara listrik dan magnet. Michael Faraday juga kemudian menemukan motor listrik pertama. James Clark Maxwell, melalui teori elektromagnetik miliknya, secara meyakinkan membuktikan kesatuan antara listrik dan magnetisme, dan membuktikan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Ini kemudian dibuktikan oleh Hertz dan seorang ilmuwan India Jagadishchandra Bose, dengan transmisi pertama gelombang elektromagnetik.
- Sejak itu teknik elektro terus dikembangkan sebagai ilmu terapan dan akhirnya memunculkan telekomunikasi.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !